Secara alami, perusahaan konvensional yang berniat untuk mengimplementasikan E-Business biasanya akan melalui tahapan evolusi. Perubahan secara perlahan-lahan merupakan suatu kewajaran karena selain manajemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih ingin melihat seberapa "visible” medium internet dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas dari perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan E-Business:
Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai
medium untuk berpromosi (marketing). Istilah "brochurware” sendiri
memiliki makna dipergunakannya internet sebagai sarana untuk mengembangkan
brosur elektronik. Jenis-jenis informasi standar yang biasa diletakkan dalam
situs perusahaan adalah: profil perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang
ditawarkan, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya yang terjadi pada tahap ini adalah dipergunakannya
internet sebagai medium komunikasi satu arah, dimana para calon pelanggan dapat
melakukan pencarian (browsing) informasi sehubungan dengan
seluk beluk perusahaan melalui fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
Customer
Interactivity
Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan kemampuan aplikasi
situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah atau dialog antara
perusahaan dengan para konsumennya atau calon pelanggan. Contohnya adalah
fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para
pelanggan untuk secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan
bagian customer service perusahaan secara real time, atau yang
lebih canggih lagi melalui fasilitas multimedia semacam tele-conference yang
memungkinkan seorang pelanggan untuk bertatap muka dengan manajemen perusahaan
melalui kamera.
Prinsip yang dikembangkan di sini adalah untuk menciptakan relasi atau
hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan
aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan. Yang perlu dicatat adalah, secara
internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu mekanisme yang memudahkan
para karyawan seperti manajemen dan staf untuk melakukan komunikasi efektif (interaktif) melalui
penggunaan teknologi informasi. Contohnya seperi penerapan konsep intranet dan groupware sebagai
sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
Transaction
Enabler
Pada tahap ketiga adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan
terjadinya transaksi bisnis secara elektronik E-Commerce. Paling
tidak terdapat dua jenis transaksi bisnis yang umumnya terjadi. Jenis pertama
adalah mekanisme pembelian produk atau jasa oleh konsumen melalui internet.
Aktivitas perdagangan seperti pemilihan barang melalui katalog, penawaran
harga, sampai dengan pembayaran semuanya dilakukan melalui fasilitas yang
tersedia di situs perusahaan.
Jenis transaksi kedua adalah yang terjadi antara perusahaan dengan
rekanan bisnisnya. Contoh klasiknya adalah pembelian barang-barang yang
dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu
infrastruktur teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok
barangnya (supplier).
One-to-One
Relationship
Pada tahap keempat pengembangan infrastruktur E-Business selanjutnya
adalah untuk menuju kepada apa yang diistilahkan sebagai "One-to-One
Relationship”, yaitu mekanisme yang memungkinkan terjadinya transaksi
perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadi di sini adalah
mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang memungkinkan
masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan individu lain
secara bebas.
Contoh yang paling jelas
adalah dalam bisnis perlelangan atau penjualan mata uang money changer.
Dampak dari mekanisme perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang
konsumen untuk memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen-konsumen
lainnya
Real Time Organizations
Pada tahap kelima ini
yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh transaksi telah
diambil alis secara otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjual dan
pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi saat itu
juga.
Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah
dapat dikonsumsikannya produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika
pembayaran melalui kartu kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang
bersangkutan. Aplikasi yang kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan
sebuah perusahaan yang telah mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam
ini.
Communities
of Interests
Pada tahap keenam dalam evolusi E-Business adalah
kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya, yang
terdiri dari para konsumen dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk
menciptakan Value di internet
Hubungan antara perusahaan dengan konsumen, content partners, advertisers,
dan komunitas lainnya akan menciptakan berbagai model bisnis baru yang
selanjutnya akan menjadi sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan E-Business sangat ditentukan oleh kesiapan
manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut
bukan pula berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan harus secara sekuensial
mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan E-Business dengan
"aman” dan "terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap
merupakan pilihan yang baik
ConversionConversion EmoticonEmoticon